LAPORAN
TUGAS
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN
“CONTOH KASUS
MENGGUNAKAN SPK”
DISUSUN OLEH :
Nama
:
Renaldy
Howard Fritz Silinawa
Stambuk :
F 551 15 066
PROGRAM
STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA
JURUSAN
TEKNOLOGI INFORMASI
FAKULTAS
TEKNIK
UNIVERSITAS
TADULAKO
2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis
panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan Rahmat-Nya lah penulis
dapat menyelesaikan Laporan Tugas Mata Kuliah Sistem
Pendukung Keputusan yang berjudul “Contoh Kasus Menggunakan SPK” ini tepat pada
waktunya. Tidak lupa pula kami ucapkan terima
kasih kepada Ibu Chairunnisa Lamasituju, S.Kom., M.Pd. selaku dosen Sistem
Pendukung Keputusan yang membimbing kami dalam pengerjaan tugas makalah ini. Penulis sangat berharap laporan ini dapat berguna
dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan penulis. penulis juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam laporan ini terdapat kekurangan - kekurangan dan jauh
dari apa yang penulis harapkan.
Untuk itu, penulis
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga laporan sederhana ini dapat dipahami bagi
siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat
berguna bagi penulis sendiri maupun orang yang membacanya.
Palu, 19 September
2017
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................
iii
1.1.
Latar Belakang.................................................................................................... 1
1.2.
Rumusan Masalah............................................................................................... 1
1.3.
Tujuan.................................................................................................................. 1
BAB
II PEMBAHASAN.................................................................................................... 2
2.1. Pengertian Sistem Pendukung Keputusan........................................................... 2
2.2. Jenis – Jenis Sistem Pendukung
Keputusan........................................................ 3
2.3. Contoh – Contoh Kasus Menggunakan Sistem Pendukung Keputusan.............. 4
2.3.1. Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Penempatan Opsir BK............. 4
2.3.2. Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan BTN......................................... 6
2.3.3. Sistem Pendukung Keputusan Menentukan Besaran Gaji Pensiunan Opsir 7
2.3.4. Sistem Pendukung
Keputusan Penetuan
Ketua BEM Teknik................... 9
2.3.5. Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan
Calon Paskibraka Nasional... 10
BAB III
PENUTUP............................................................................................................. 12
3.1.
Kesimpulan........................................................................................................... 12
DAFTAR
PUSTAKA......................................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Keputusan
merupakan suatu hal yang sangat
berpengaruh dalam proses menghadapi alternatif yang dipilih. Pada masa ini
pengambilan suatu keputusan sudah tidak lagi hanya dengan akal manusia tetapi dengan menggunakan teknologi informasi. Sistem Pendukung Keputusan (SPK) adalah sebuah sistem yang
mampu memberikan kemampuan pemecahan masalah maupun kemampuan pengkomunikasian
untuk masalah dengan kondisi semi terstruktur dan tak terstruktur. SPK
bertujuan untuk menyediakan informasi, membimbing, memberikan prediksi serta
mengarahkan kepada pengguna informasi agar dapat melakukan pengambilan
keputusan dengan lebih baik. Dan perkembangan Teknologi
Informasi telah memungkinkan pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan lebih
cepat dan cermat.
Oleh karena itu Sistem
Pendukung Keputusan (SPK) dengan lebih cepat dan cermat dan
juga bahkan setiap perusahaan atau organisasi
menginginkan kinerja meningkat. Sehingga beberapa perusahan, organisasi
dan sekolah sangat menginginkan perusahaan berkembang melalui metode SPK ini.
1.2.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar
belakang di atas dapat ditentukan
permasalahan, yaitu :
1. Apakah
sebenarnya Sistem Pendukung Keputusan itu ?
2. Apa
saja jenis – jenis Sistem Pendukung Keputusan ?
3. Bagaimana
Sistem Pendukung Keputusan di gunakan dalam suatu
permasalahan ?
1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka
didapatkan tujuan penulisan laporan ini, yaitu :
1. Untuk
mengetahui apa sebenarnya Sistem Pendukung Keputusan.
2. Untuk
mengetahui tentang jenis-jenis Sistem Pendukung Keputusan.
3. Dapat mengetahui contoh kasus menggunakan Sistem
Pendukung Keputusan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
Sistem Pendukung
Keputusan (SPK) adalah bagian dari sistem informasi berbasis komputer termasuk
sistem berbasis pengetahuan atau manajemen pengetahuan yang dipakai untuk
mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Dapat
juga dikatakan sebagai sistem komputer yang mengolah data menjadi informasi
untuk mengambil keputusan dari masalah semi terstruktur yang spesifik.
Sistem Pendukung
Keputusan (SPK) dapat digambarkan sebagai sistem yang berkemampuan mendukung
analisis adhoc data, pemodelan keputusan, berorientasi keputusan, orientasi
perencanaan masa depan yang digunakan pada saat-saat yang tidak biasa. Sistem
Pendukung Keputusan (SPK) juga merupakan penggabungan sumber-sumber kecerdasan
individu dengan kemampuan komponen untuk memperbaiki kualitas keputusan dan
menjadi sistem informasi berbasis komputer untuk manajemen pengambilan
keputusan yang menangani masalah-masalah semi struktur.
Dengan pengertian
diatas, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
bukan merupakan alat pengambilan keputusan, melainkan merupakan sistem yang
membantu pengambil keputusan untuk melengkapi informasi dari data yang telah diolah
secara relevan dan diperlukan untuk membuat keputusan tentang suatu masalah
dengan lebih cepat dan akurat. Sehingga sistem ini tidak dimaksudkan untuk
menggantikan pengambilan keputusan dalam proses pembuatan keputusan..
Jadi
sistem pendukung keputusan adalah sistem yang dipakai untuk mendukung
pengambilan keputusan dalam menyelesaikan suatu masalah agar masalah yang ada
dapat diselesaikan dengan baik
2.2.
Jenis – Jenis Sistem Pendukung Keputusan
Kemudian jenis –
jenis Sistem Pendukung Keputusan terbagi dua yaitu
1. Berdasarkan tingkat Teknologi
a. Sistem
pendukung keputusan spesifik, dengan karakteristik tertentu.
b. Pembangkit
SPK, software khusus yang digunakan untuk membangun dan mengembangkan SPK.
c. Perlengkapan
SPK, software dan hardware yang mendukung pembangunan SPK Spesifik dan
Pembangkit SPK.
2. Berdasarkan tingkat Dukungan
a. Retrieve Information
Elements
Inilah dukungan terendah
yang bisa diberikan oleh DSS, yakni berupa akses selektif terhadap informasi.
b. Analyze Entire File
Dalam tahapan ini, para
manajer diberi akses untuk melihat dan menganalisis file secara lengkap.
c. Prepare Reports from
Multiple Files
Dukungan seperti ini
cenderung dibutuhkan, mengingat para manajer berhubungan dengan banyak
aktivitas dalam satu momen tertentu.
d. Estimate Decision
Consequences
Dalam tahapan ini,
manajer dimungkinkan untuk melihat dampak dari setiap keputusan yang mungkin
diambil.
e. Propose Decision
Dukungan di tahapan ini
sedikit lebih maju lagi. Suatu alternatif keputusan bisa disodorkan ke hadapan
manajer untuk dipertimbangkan.
f.
Make
Decision
Ini adalah jenis dukungan
yang sangat diharapkan dari DSS. Tahapan ini akan memberikan sebuah keputusan
yang tinggal menunggu legitimasi dari manajer untuk dijalankan.
2.3.
Contoh – Contoh Kasus Menggunakan Sistem Pendukung Keputusan
2.3.1. Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Penempatan Opsir BK
1. Permasalahan
Gereja Bala Keselamatan merupakan suatu aliran gereja
yang memiliki sistem komando seperti militer. Dalam Gereja BK nama pendeta
diganti menjadi “Opsir” dan penempatan pelayanan diatur oleh pimpinan tertinggi
yaitu Komisioner untuk tiap-tiap negara.
Ada pangkat yang untuk tiap tiap opsir BK, mulai dari
Kandidat,Letnan,Kapten,Mayor, dan Komisioner. Untuk tiap penempatan
dikategorikan berdasarkan pangkat yang dimiliki.
Namun terkadang penempatan Opsir tidak sesuai dengan
prediksi pimpinan,banyak terjadi ketidaknyamanan antara jemaat dan opsir di
tempat pelayanan. Hal ini terkadang menyebabkan banyak gereja yang kehilangan
jemaat akibat penempatan opsir yang keliru.
2. Penyelesaian
Untuk mengatasi hal ini dapat dilakuakan dengan cara
berikut :
a.
Usia
Terkadang penempatan opsir-opsir muda tidak
tepat,kebanyakan ditempatkan di daerah yang mayoritas jemaatnya orang tua dan
sulit dipimpin oleh seorang anak muda. Opsir-opsir muda ditempatkan di daerah
dimana jemaat masih dalam pertumbuhan. Sehingga banyak cara dan ide-ide baru
yang dapat dilakukan di tepat pelayanan, sedangkan opsir senior di tempatkan
pada daerah yang jemaatnya sudah dewasa dan berpotensi untuk bertambah.
b.
Pangkat
Pangkat juga sangat penting dalam penempatan pelayanan. Banyak tempat
pelayanan yang belum pantas untuk opsir berpangkat Letnan yang sudah diisi
dimana seharusnya yang harus di tempatkan di tempat itu adalah opsir pangkat
Kapten.
c.
Jemaat
Jemaat adalah Poin paling penting dalam tugas pelayanan opsir. Untuk
jemaat kota besar dan kota maju harus dipimpin oleh opsir dengan pangkat Kapten
atau Mayor karena mereka sudah punya pengalaman selama 15 sampai 20 tahun
pelayanan dan untuk mengatasipasi berpindahnya jemaat ke gereja lain. Karena
jemaat perkotaan memiliki kedewasaan iman yang berbeda dari jemaat di desa atau
di tempat lainnya.
2.3.2. Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan BTN
1. Permasalahan
Memasuki tahun 2004, dunia
properti kembali bangkit setelah terpuruk karena krisis moneter. Bisnis-bisnis
dibidang properti mulai menjamur, baik dalam skala kecil, menengah maupun
besar. Pengembangan ini tidak hanya terjadi di daerah-daerah tertentu, tapi
hampir seluruh daerah di Indonesia
Gejolah perkembangan dibidang
properti ini tidak hanya dipengaruhi oleh membaikkan perekonomian tetapi juga
minat para konsumen mengikuti perkembangan ini. Peningkatan jumlah konsumen
dari tahun ke tahun semakin bertambah.
Para developer banyak yang menawarkan berbagai alternatif dari mulai harga,
lokasi, desain, maupun cara pembayaran. Hal inilah yang menyebabkan konsumen
harus pandai-pandai memilih perumahan mana yang akan mereka ambil yang sesuai
dengan kriteria-kriteria yang diinginkan.
2. Penyelesaian
Berdasarkan hasil survei yang
dilakukan terhadap konsumen perumahan, maka didapat enam kriteria yang
digunakan dalam proses pemilihan lokasi perumahan. Kriteria tersebut antara lain
Harga, Lokasi, Fasilitas umum, Perijinan, Desain rumah, dan kredibilitas dari
developer.
Adapun keterangan dari masing-masing kriteria adalah
sebagai berikut:
a.
Harga
Konsumen lebih memilih harga
rumah yang sesuai dengan dana yang mereka punyai.
b.
Lokasi
Lokasi perumahan yang strategis
lebih dilirik oleh konsumen, misalnya, dekatnya dengan jalan raya, pasar, rumah
sakit, tempat kantor, sekolahan, dan banyak lain.
c. Fasilitas Umum
Fasilitas umum disini adalah fasilitas umum yang disediakan pihak developer
di lokasi perumahan. Misalnya kolam renang, hotspot, line telepon, ruko, dan
area permainan.
d. Perijinan
Perijinan yang dimaksud adalah legal tidaknya seluruh perijinan yang telah
dilakukan oleh pihak developer, misalnya IMB, Legalitas pembebasan tanah, Hak
Milik Bangunan, Sertifikat dan lain sebagainya.
e. Desain Rumah
Semakin bagus dan
rumit sebuah desain maka harganyapun semakin tinggi.
f.
Kredibilitas Developer
Nama sebuah developer ternyata juga memjadi pertimbangan konsumen dalam
memilih sebuah perumahan. Hal ini berhubungan dengan unsur kepercayaan dari
konsumen dan dari lembaga perbankan.
Dari
keenam kriteria tersebut diolah, lalu terdapat bobot tertinggi adalah kriteria
lokasi, disusul harga, fasilitas umum, desain rumah, dan terakhir kredibilitas
developer. Dari enam kriteria tersebut setelah diolah dengan Sistem Pendukung
Keputusan hasilnya memang sudah sesuai dengan nama perumahan yang konsumen
inginkan.
2.3.3. Sistem Pendukung Keputusan Menentukan Besaran Gaji Pensiunan Opsir
1. Permasalahan
Menurut database dari setiap Divisi di Indonesia besaran gaji pensiunan
opsir tidak mendapat pembagian merata akibat informasi yang lambat diterima
oleh para opsir pensiunan. Khususnya opsir yang berada di pegunungan dan juga
opsir yang belum terdata saat masa purnanya.
Hal ini menjadi gejolak dan menjadi permasalahan yang serius yang
dialami oleh Bala Keselamatan.
2. Penyelesaian
Untuk mengatasi hal ini ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan seperti berikut :
a.
Penyampaian
Untuk setiap Opsir yang baru mendaftar sebagai pensiunan
agar menyertakan nomor handphone dan email agar setiap penyampaian gaji
tersampaikan`
b.
Buku
Tabungan
Setiap Opsir pensiunan pada saat tanggal penerimaan gaji
langsung di transfer ke dalam rekening masing masing.
c.
Umur
pelayanan
Setiap
Opsir pensiunan memiliki pengalaman yang berbeda beda maka semakin lama
pelayanannya maka nilai pensiunannya bertambah.Dalam hal ini bisa terhitung
dari pangkat terakhir yang dimiliki.
2.3.4. Sistem Pendukung
Keputusan Penentuan Ketua BEM Teknik
1. Permasalahan
Sebagai mahasiswa, Akademik dan organisasi harus
bergerak seimbang dan tidak boleh berat sebelah. Dalam hal ini organisasi
paling tinggi dalam sebuah kelembagaan yaitu Badan Eksekutif Mahasiswa atau
yang biasa disingkat BEM. Di fakultas teknik sendiri pemilihan ketua BEMnya
diadakan melalui Kongres kelembagaan.
Setiap calon ketua
BEM sendiri merupakan delegasi dari setiap Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) di
dalam fakultas Teknik itu sendiri. Ada beberapa kriteria yang terkadang
menyebabkan kinerja dari BEM sendiri kurang maksimal dikarenakan ketua BEMnya
yang kuurang kompetibel dengan kelembagaan lainnya. Sehingga tidak ada
sinkronisasi kerja yang baik. Kriteria-kriteria itu sendiri banyak yang kurang
memperhatikan dengan lebih mengunggulkan jumlah masa dalam proses pemilihan
dibandingkan dengan kriteria kriteria lainnya.
2. Penyelesaian
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan terhadap Badan
Eksekutif Mahasiswa Fatkultas Teknik Untad adalah :
1.
Kriteria
IPK
Untuk calon ketua BEM harus memiliki ipk minimal 3 untuk
merealisasikan bahwa akademiknya juga baik.
2.
Kriteria
Pengalaman Organisasi
Sekurang kurangnya calon
ketua BEM merupakan anggota aktif di
HMJnya dan dapat merangkul segenap mahasiswa dalam fakultas.
3.
Kriteria
Akhlak
Setiap kepribadian calon
ketua BEM haruslah berakhlak baik dan dapat menjadi panutan umum kepada
mahasiswa lainnya.
Dari kriteria - kriteria di atas Sistem
Pendukung Keputusan
penentuan ketua BEM di Fakultas Teknik dapat
menentukan kelayakan calon.
2.3.5. Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan
Calon Paskibraka Nasional
1. Permasalahan
Saat ini paskibraka merupakan suatu cabang yang banyak sekali peminatnya
di seluruh Indonesia. Namun dalam proses pemilihannya sendiri terkadang terjadi
kecurangan meskipun sudah banyak proses yang mereka lewati namun banyak yang
masih pantas tapi belum mendapat kesempatan.
Dalam keadaan ini calon paskibraka saling bersaing dengan cara yang
kurang sehat sehingga perlu dibuat system dalam penentuan calon paskibraka yang
layak.
2. Penyelesaian
Dalam penentuan paskibraka ada beberapa kriteria atau seleksi yang
wajib dipenuhi antara lain :
a. Seleksi pengetahuan
umum dan kemampuan baris-berbaris
Biasanya, pada saat tes
kemampuan baris-berbaris, orang yang akan dipilih dan lolos seleksi adalah yang
gerakan baris-berbarisnya patah-patah.
b. Seleksi kesehatan
Tes ini sama seperti tes kesehatan biasa. Pada
saat pengukuran tekanan darah atau tensi usahakan membuat dirimu serileks
mungkin
c. seleksi
postur tubuh
Selain kesehatan fisik
yang sempurna, postur tubuh juga harus sempurna. Postur tubuhmu dapat diketahui
dari surat hasil pemeriksaan kesehatan, yang menyertakan hasil computed
tomography (CT) scan. Kalau terlihat sedikit saja ada yang tidak memenuhi
kriteria, maka calon tidak bisa lolos. Misalnya saja kaki berbentuk O atau X
d. Seleksi wawancara
Pada tahapan ini calon harus bisa menjawab
dengan cepat dan berani menatap questioner atau penanya. Ketika menjawab
pertanyaan calon diharuskan untuk jujur karena kalau berbohong questioner atau
penanya bisa tahu dari lensa mata.
e. Seleksi fisik
Selain seleksi baris-berbaris, juga ada seleksi
fisik. Calon enggak bisa lolos tanpa latihan sebelumnya. Sebaiknya calon
mempersiapkan diri seperti push-up, lari 12 menit, dan sit-up
f.
Psikotes
Ketika sudah terpilih, calon akan berlatih
baris-berbaris selama waktu yang sudah ditentukan. Latihan tersebut pasti keras
untuk menempa kedisiplinan. Makanya setelah seleksi fisik juga ada seleksi
psikotes. Tujuannya untuk mengetahui apakah calon bisa menghadapi tekanan
selama masa pelatihan.
Dari
prosedur yang telah di lakukan,
lalu maka dapat ditentukan apakah calon mampu mengibar
tingkat nasional dengan tidak ada kecurangan
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Sistem pendukung keputusan dirancang memiliki sifat
yang dinamis dan fleksibel dalam perusahaan. Sistem pendukung keputusan
membantu memberikan alternatif-alternatif pada proses pengambilan keputusan,
tetapi tidak menggantikan pemakai sebagai pengambil keputusan. Konsep DSS
merupakan sebuah sistem interaktif berbasis komputer yang membantu
pembuatan keputusan memanfaatkan data dan model untuk menyelesaikan
masalah-masalah yang bersifat tidak terstruktur dan semi terstruktur.
Dari beberapa Contoh Kasus ada diatas digunakan untuk
membantu dalam memilih suatu keputusan dengan tepat maka dibutuhkan sebuah
sistem dalam mengambil keputusan tersebut, sehingga banyak perusahaan
menggunakan Sistem Pendukung keputusan atau Decision Support
Systems (DSS), sehingga keputusan yang diberikan lebih akurat.
DAFTAR PUSAKA
[2] Kusrini,
2007, Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan, Andi, Yogyakarta.
[3] Kusumadewi, Sri. dan Purnomo, Hari. 2010,
Aplikasi Logika Fuzzy untuk Pendukung Keputusan, Edisi Ke dua, Graha Ilmu, Yogyakarta.
[4]
Turban, 2005, Decision Support Systems and Intelligent Systems (Sistem
pendukung keputusan dan system cerdas ) Jilid 1, Andi Offset, Yogyakarta.
[5] Sudiyantoro. 2005, Konsep Pendukung
Keputusan, Penerbit gramedia.
[6] Turban, E., Aronson, J.E., and Liang, T.P., 2005,
Decision Support Systems and Intelligent Systems (Sistem Pendukung Keputusan
dan Sistem Kecerdasan), Yogyakarta: Penerbit Andi.
Komentar
Posting Komentar